Sabtu, 27 Desember 2008

PUASA RAMADHAN DAN FITRAH MANUSIA

Ramadhan adalah bulan pengampunan, penyucian, dan pengembalian fitrah manusia, maka akan tampak dengan jelas bahwa puasa itu diwajibkan untuk menambah ketaqwaan kepada Allah swt. Sebagaiimana yag dijelaskann oleh firman Allah. Kata fithrah berasal dari kata fathoro yang berari menciptakan. Dalam ilmu shorf kata ini mengikuti wazan fi'lah (mashdar hay'at), yang berarti bentuk atau model perbuatan. Dengan demikian, kata fitrah berarti bentuk atau model (hay'at) ciptaan. Ringkasnya, manusia adalah makhluk Allah Swt. yang memiliki bentuk dan model ciptaan yang khas, yang tidak sama dengan makhluk lainnya. Berkenaan dengan ini, Allah swt. berfirman, " Maka tegakkan (arahkan) wajahmu ke agama dengan lurus, sebagai fitrah Allah yang atas nya Ia menciptakan manusia. Dan tiada perubahan bagi ciptaan Allah ".(QS. al Rum: 30)
 
 " Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kalian puasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa ".
(QS. al Baqarah:183 )

Dalam menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan umat manusia memperjuangkan untuk menemukan kembali fitrah kemanusiaannya yakni asal kejadiannya yang masih suci dan murni. Dalam sebuah hadis dari Rasulullah saw. disebutkan bahwa, " Tidak ada bayi dilahirkan melainkan atas fitrah . Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nashrani dan Majusi ". Hadis ini secara jelas menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan fitrah adalah Islam yang dapat diartikan bahwa manusia secara asal mula ciptaannya dalam keadaan ber-tauhid dan meyakini wujud Allah swt. Jadi, manusia diciptakan oleh Allah dengan sebuah keinginan yang kuat dalam dirinya untuk memperoleh kesempurnaan yang sebenarnya. , meskipun manusia dilahirkan atau diciptakan dengan fitrah, namun dalam perjalanan hidupnya dan interaksinya dengan lingkungan banyak yang membelokkan manusia dari fitrahnya, sehingga terjadilah penyimpangan-penyimpangan yang mengakibatkan manusia jauh dari fitrahnya. Dan juga seringkali manusia dalam menentukan kesempurnaan yang dicari oleh dirinya mengalami kekeliruan.

Islam sebagai agama samawi mengingatkan kembali umat manusia tentang fitrah mereka. Islam membawa pesan-pesan Allah, Pencipta alam semesta, untuk umat manusia dan memberikan penjelasan bahwa kesempurnaan haqiqi yang dicari oleh manusia hanya berada pada Allah swt. dan tidak bersemayam pada selainNya. Oleh karenanya, kesempurnaan itu harus dicari dari Allah saja. Untuk itu, dalam Islam ada program kerja yang dibuat oleh Allah, yang dengan mengikuti dan menjalankannya manusia bisa memperoleh kesempurnaan dan bisa kembali ke fitrahnya sendiri. Ibadah puasa merupakan upaya yang Allah buat untuk mensucikan manusia dan mengembalikan manusia ke fitrahnya.

Sayyid Qutb membagi fitrah kepada dua macam: Pertama, fitrah manusia, yaitu bahwa potensi dasar yang ada pada manusia adalah untuk menuhankan Allah dan selalu condong kepada kebenaran. Kedua, fitrah agama, yaitu wahyu Allah yang disampaikan lewat para rasulnya untuk menguatkan dan menjaga fitrah manusia itu. Kedua macam fitrah ini adalah diciptakan dan bersumber dari Allah SWT. Oleh karenanya, antara fitrah manusia dan fitrah agama tidaklah akan pernah terjadi pertentangan karena keduanya mengarah kepada tujuan yang satu, kebenaran dan kesucian jiwa yang menjadikan manusia kembali dan dekat kepada sang penciptanya, Allah swt. Hakikat fitrah manusia. Apabila mereka taat dan patuh pada perintah Allah, mereka akan selalu dekat dengan-Nya. Apabila ia dekat dengan Tuhannya, ia akan selalu merasakan kehadiran Tuhan setiap saat. Ia akan merasa bahwa setiap perilakunya, gerak geriknya berada dalam pengawasan Allah. Jika fitrah manusia telah kembali dan terjaga, timbullah sifat Ihsan dalam dirinya; serasa ia berada dalam perhatian Allah, sehingga menjadikannya tertib dan berhati-hati dalam setiap sikap dan perbuatan.

Ramadhan mengajak manusia untuk kembali kepada fitrah asal kejadian mereka, yaitu dekat dengan Allah SWT. dalam menjalani latihan di bulan Ramadhan serta banyak melakukan amal ibadah mampu mengembalikan manusia kepada fitrah. Dengan suasana kedekatan ini, manusia selalu akan merasa sadar akan keberadaan Rabbnya. Dan ini pula yang dimaksudkan juga dengan taqwa yang menjadi tujuan inti ibadah puasa. Sebuah kesadaran bahwa Allah senantiasa mengawasi setiap perilaku dan gerak geriknya karena tempaan Ramadhan telah membangkitkan kembali hakikat fitrahnya, yaitu bahwa ia dekat dengan Rabbnya Yang Maha Besar.
Maka orang-orang yang lulus ujian menunaikan kewajiban berpuasa dengan sebaik-baiknya agar impian kita untuk menjadi seorang insan yang bertakwa dan menghampirkan diri dengan Allah s.w.t. demi mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat menjadi kenyataan, akan mendapatkan anugerah dari Allah swt dengan ganjaran-ganjaran sebagai berikut;

1. Ampunan dari Allah s.w.t. terhadap dosa-dosanya yang terdahulu'.
Sabda Rasulullah s.a.w. : 
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَلَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Maksudnya : Sesiapa yang berpuasa Ramadan dengan penuh keimanan dan pengharapan akan diampunkan segala dosa-dosanya yang terdahulu " . 
( Hadis riwayat bukhari dan Muslim ) 

2. Dikabulkan segala doanya oleh Allah s.w.t.
3. Senantiasa mendapat rahmat dari Allah s.w.t.

Sabda Rasulullah s.a.w. : 

"عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهٌ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ وَغُلِقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّم وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِيْنَ."

Maksudnya : " Daripada Abu Hurairah r.a. bahawa Rasulullah s.a.w. telah bersabda : Apabila telah tiba bulan Ramadan, maka terbukalah semua pintu rahmat dan ditutup semua pintu neraka serta tangan-tangan syaitan dirantai " . ( Hadis riwayat Ahmad)

4. Senantiasa mendapat pertolongan dan keridhaan dari Allah s.w.t. sepanjang masa.
5. Terlepas dari siksaan dan azab api neraka .
 
Ibadah puasa sebagai bagian dari ajaran Islam yang penting, juga ditujukan untuk pensucian jiwa para pelakunya. Taqwa sebagaimana yang sering diartikan adalah melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya. Dengan demikian, taqwa sama dengan kemakshuman dan kesucian. Orang bertaqwa adalah orang yang suci dan makshum. Kemudian kelebihan puasa dari ibadahnya lainnya adalah bahwa jaminan untuk suci dengan puasa lebih besar dari ibadah lainnya, karena, pertama, tempo ibadah puasa lebih panjang dari ibadah apapun dan kedua, ibadah puasa adalah ibadah yang sifatnnya pasif sehingga unsur riya' dalam ibadah puasa lebih kecil daripada ibadah lainnya. Oleh karena itu, seorang muslim yang dengan konsekwen dan konsisten menjalankan puasa, maka pada hakkatnya ia telah bersih dari segala kotoran-kotoran hati dan ia telah berhasil kembali ke fitrahnya, atau dengan kata lain ia ber-iedul fitri.

Bulan Ramadhan yang tengah kita hadapi ini diakhiri dengan sebuah hari yang disebut dengan hari raya fitrah ( iedul fitri ). Pada hari itu, umat Islam yang selama sebulan penuh berpuasa, berperang dengan hawa nafsu dan kebiasaan-kebiasaan yang buruk merayakan sebuah kemenangan. Oleh karena itu, hari penutupan bulam Ramadhan disebut dengan hari raya ( 'ied ). sehingga pada saat merayakan I’dul Fitri, umat Islam juga merayakan “kemenangan” atas perjuangan menemukan kembali fitrah kemanusiaannya, setelah melalui serangkaian perjuangan melawan hawa nafsu, yang dianggap sebagai causa prima terjerumusnya manusia kepada dunia a fitrawi. Perjuangan melawan hawa nafsu, menjadi kewajiban setiap manusia, untuk mewujudkan kesalehan yang merupakan salah satu indikasi ketakwaaan kepada Allah SWT. Perjuangan ini, yang digelar sebagai perjuangan minal aidin wal faidzin.

  Oleh karena itu, pada hari penutupan bulan Ramadhan patut dirayakan secara sungguh-sungguh dan tepat. Tidak dirayakan dengan cara-cara yang justru berlawanan dengan hakikat ibadah puasa itu sendiri. karena ibadah puasa merupakan pengolahan mental dan pengendalian hawa nafsu yang bersifat maknawi ( spiritual ), maka merayakan hari raya fitrah harus sesuai dengan nila-nilai spiritual, bukan dengan bersenang-senang dengan materi.